Hi,
what's up world!
Alright,
what’re going on with Islam religion and Politics in Indonesia nowadays?
Entah,
gue ngga tau kenapa tema yang akan gue tulis kali ini begitu amat menarik buat
gue bahas, walaupun iya gue tau mungkin ini akan cukup or even too
sensitive.
Sepanjang
gue amati beberapa bulan terakhir ini, mengapa akhir-akhir ini orang-orang islam
begitu mudahnya melontarkan kata kafir terhadap non-muslim bahkan terhadap
sesama orang islam juga? do they really know kapan, ketika bagaimana dan kepada
siapa seharusnya kata demikian disebutkan? terlebih gue ngga ngerti
terhadap mereka yang baru aja kemaren belajar memahami agama islam lalu dengan
gampangnya melontarkan kata itu terhadap non-islam juga sesama orang
islam. Are you sure for that? para Alim Ulama yang paham agama islamnya
udah luar biasa juga ngga mau sembarangan lho melontarkan kata itu, lah
mereka yang masih awam dengan beraninya melontarkan kata demikian. Please guys,
kita yang masih sangat awam dalam memahami hukum agama islam, yang ilmunya
masih cetek, tolonglah sangat jangan gampangnya melontarkan kata itu, it's too
dangerous!
Lalu,
di masa-masa tahun politik sekarang ini, gue juga sangat dimiriskan dengan
penyebutan "anti islam, pengikut kafir, radikal" terhadap sesama
muslim. Hanya karena berbeda pilihan dengan gampangnya melontarkan kata
demikian? came on, netizen yang ngaku-ngaku "budiman" jangan
bawa-bawa isu agama ke dalam politik, itu termasuk salah satu perkara yang
Zalim. Gue ngga suka kampanye sekarang bawa-bawa agama, terlebih bawa agama
islam, apakah orang-orang itu yang berkampanye atas nama islam tidak mengkhawatirkan
kelanjutan dakwah islam tersendiri akan menjadi rusak? Menjadikan pemahaman
terhadap agama islam menjadi jelek. Apalagi ketika diacara
pengajianpun didalamnya terdapat berbau-bau kampanye. Hadehhh.. :( sedih
akutu kalo udah mendapati kejadian yang begituan.
Dan...
seriously, gue ngga ngerti apa dasar mereka sampai berani
mengucapkan kata anti islamlah, pengikut kafirlah, dan radikallah. Apa sih
sebenarnya dasar mereka menyebutkan kata-kata itu? keempat-empatnya terbukti
beragama islam, bahkan salah satunya adalah seorang alim
ulama, sama-sama dekat dengan para ulama, memahami agama islam dengan
sangat baik, menjungjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara dan
mengubur radikalisme. Lantas mana yang anti islam, mana yang
radikal? karena salah satunya atas kesepakatan ijtima ulama? sing inget, Ulama
di Indonesia itu kan banyak gengs, jadi mau pilih yang manapun Insha Allah di
dalamnya ada rihdo dari para alim ulama atu bahkan mungkin dari ulama
luar Indonesia, negara-negara timur tengah misalnya. Jangan biarkan
karena berbeda pilihan lantas saling hating, judging, memfitnah, dan
menyebarkan viru-virus ketidakbaikan lainnya satu sama lain yang malah bisa
menyebabkan perpecahan. Apalagi itu semua dilakukan di media sosial, tolonglah
mari gunakan media sosial sebijak mungkin.
Selain
itu, gue juga ngga ngerti kenapa sekarang ini gue mencium bau-bau
aroma ada satu-dua yang entah darimana asalnya yang sepertinya
menggebu-gebu ingin menjadikan Indonesia negara islam, negara khilafah.
Menurut NU (Nahdatul Ulama) "Indonesia itu Darussalam bukan Darul islam.
Artinya negara Indonesia itu negara damai, merekrut Semua Yang Ada Sebagai
Saudara, Indonesia it's not negara Agamis". dan gue sangat setuju
itu. Karena itu menggiring pemikiran gue ke- bukankah dasarnya Indonesia adalah
Pancasila? kalau Indonesia dijadikan negara islam maka dasarnya bukan lagi
Pancasila gituh? Pancasilanya dilupakan? diganti?. Para tokoh pembela bangsa
terdahulu termasuk di dalamnya para ulama mati-matian merumuskan,
membentuk Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Jadi,
please banget stop untuk menginginkan hal itu, karena itu hanya akan
menghancurkan and memecah belah setiap keragaman dan kerukunan yang
ada di Indonesia.
Then,
dengan maraknya orang-orang terus-terusan menyebarkan hoax khususnya tentang
pilpres, dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang melahirkan kebencian itu sangat
bikin gue ngga habis pikir, ada apa sih dengan orang-orang jaman sekarang? Hobi
banget menyebarkan informasi hoax. Gue sangat memohon, tolonglah
mari kita jaga lisan kita dari perkataan-perkataan yang mengundang kebencian
terhadap sesama manusia jaga jari tangan kita dalam mensharing info-info kurang
baik terutama tentang pilpres 2019. Mungkin niatnya bukan demikian, tapi dengan
kita sharing video, photo atau bahkan hanya sekedar teks pun di media sosial
tentang ketidakbaikan bahkan hoax tentang pihak kanan ataupun kiri, itu hanya
akan mengundang asumsi yang sangat tidak baik dan mengajak orang lain untuk
tidak menyukai terhadap pihak kiri atau kanan pula. “mungkin” niatnya “dakwah”
tapi ternyata dalamnya malah mengandung dosa. Walaupun kita awam, jangan sampe
terus-terusan mau dicekokin berita hoax. Jaman sekarang kita dituntut harus
pintar, cerdik dalam membaca informasi terbaru, melihat situasi dan kondisi di
sekeliling kita. Apa-apanya terbungkus dengan sangat rapi dan apik, tapi jika
dilihat dalamnya dengan sangat teliti dan penuh kehati-hatian ternyata sangat
mengkhawatirkan sekali, malah bisa jadi boomerang terhadap kita sendiri.
Sebelum, sharing semua itu cobalah cek and ricek kebenarannya terlebih dahulu,
jangan maennya langsung sharing-sharing aja, ditelan mentah-mentah begitu aja,
sayang kuota kalo cuman diabisin buat sharing info yang hoax, kuota
abis dengan percuma iya, dapet manfaatnya kagak. Ngenest amat sih!
Sangat
tidak apa-apa pilihan kita berbeda tapi kita tetap bersaudara, tetap setia
menjaga silaturrahim satu sama lain dengan lebih baik lagi. Jangan sampai ada
dusta diantara kita karena pilpres, hindari dalam melakukan hal-hal yang mengundang
ujaran kebencian karena itu hanya akan memecah belah persaudaran kita.
Pilpres cuman lima tahun sekali tapi
persaudaraan kita cuman sekali harus terjaga dengan baik sampai akhirat nanti.
Kamsahamnida ;)!
Comments
Post a Comment