Skip to main content

K E H I L A N G A N

Gue tau, ketika membaca judulnya saja  orang pasti sudah tau akan berbicara tentang apakah part bagian ini. 

Kehilangan. Membaca katanya saja sudah mulai sedikit melibatkan hati yang sedikit terasa sesak bukan? jangan bohong. setidaknya jujurlah saja pada dirimu sendiri. Kita semua tahu sedari awal 2020  dibuat terkaget-kaget dengan setiap kepingan-kepingan kejadian. Menyesakkan sekali memang, buatku. Kadang, rasanya terasa sesak sekali. Jiwa terasa diguncang. Gue kira, potongan kepingan itu tidak terjadi di ranah kehidupan gue. Karena gue ngga bisa membayangkan, bahkan terbesit sedikitpun, tidak. Melihat saja mereka yang kehilangan cinta sejatinya, kehilangan super heronya, kehilangan kartini tercintanya, kehilangan beloved child or even children, kehilangan orang-orang terkasihnya,  terasa dihujam beberapa anak panah. Tidak melihat, hanya mendengar perginya beberapa jiwa saudara-saudara di sekeliling saja,  sempurna menciptakan tatapan kosong seketika.

Memang, pergi untuk selamanya tidak pernah berpamit terlebih dahulu. Entah kata Kehilangan itu untuk selamanya luput dari pandangan atau tidak, tetap saja sama-sama meninggalkan bagian yang retak. Seperti sampai saat ini, rasanya gue masih merasakan keretakan itu. Kabar itu terlalu mendadak untuk didengar. sampai-sampai selalu memastikan apakah itu benar? mengapa demikian? bukankah kemarin keduanya masih dalam keadaan baik-baik saja? bahkan terlihat sangat baik-baik saja, terlihat bagaimana senyum sumringahnya  saat dia menceritakan betapa dia sangat bersyukur adanya hadirnya  dalam hidupnya, bahkan yakin dan  berharap ingin menjadikannya seseorang untuk bersama-sama berjalan menuju ridho dan jannah-Nya setelah berjalan bersama-sama genap tiga tahun. Kehadirannya kali ini, completely memberikan perubahan yang amat sangat baik dalam hidupnya. Begitupun gue juga merasakan dan mensyukurinya. Tapi kemudian hanya dengan hitungan hari "Mohon tidak mengirim pesan via apapun ya, kami berdua sudah tidak bersama lagi", ia akan segera menata kehidupan baru dengan sosok pilihan walidnya". Sontak  gue yang membaca pesan itu shocked, menatap layar lamat-lamat, memastikan terus-menerus. Sepersekian detik tak terasa embun hangat mengalir pelan, disusul dengan kerongkongan yang kian terasa menyekat. Tidak ada sepatah katapun yang terucap. Gue, tidak berani untuk menanyakan lebih lanjut what the reason is. Belum saatnya, setiap hati butuh waktu sendiri untuk mampu mengemas semuanya setidaknya sedikit “baik”, biarkanlah dia mengemasnya semampunya terlebih dahulu. Walaupun memang,  gue tahu  bagaimana dia sangat amat terlukanya. Tidak terlihat memang, karena dia sangat apik menata emotionalnya dengan sangat baik. Entah penataan itu mampu bertahan lama atau tidak. Biarlah menjadi tugasnya sang waktu.

Beberapa hari gue berusaha mengemas keretakan itu dengan baik. Ternyata retak itu semakin melebar kala tidak sengaja mendapati pesan terkirim di handphone lain yang buat gue...Oh God, what kind of heartace is it? I can't control it. Gue kira, hanya akan gue saja  yang merasakan hal itu. Ternyata tidak, semuanya tertunduk lemas, saling tatap, menunduk, pergi ke tempat masing-masing, lalu sempurna membiarkan butiran hangat terjatuh begitu saja. Hati kami sibuk berharap, semoga ada hikmah yang sangat baik dibalik semua ini, terlebih semoga dia bisa berusaha menerima dan mengikhlaskannya dengan bijak. Butuh waktu yang cukup, atau bisa jadi lama, memang. Tak apa, selagi dia selalu berusaha , berjalannya waktu, berharap lekas  membaik. 

Seperti apapun dan bagaimanapun jenis kehilangan, tetaplah meninggalkan luka. Luka yang membasahnya  memakan waktu yang cukup lama, tidak sebentar. Bukan perkara mudah menata kepingan-kepingan yang sudah terlanjur retak atau bahkan hancur, tak tahu mana kepingan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk menjadi, jangankan menjadi seperti wujud semula, menata agar kepingan-kepingan itu setidaknya utuh saja membutuhkan mental yang sepertinya gue ngga bisa membangun mental demikian hebatnya.

Namun, halaman masih akan tetap berlanjut ada begitu banyak jiwa yang mengharapkan kebahagiaan dari kita, mereka yang di setiap halamannya tak hentinya memberikan an endless love juga support untuk kita bangkit kembali, menuliskan kisah di halaman selanjut dan seterusnya dengan lebih baik lagi, walau terkadang memberanikan diri untuk melangkah kembali pasti terasa berat atau bahkan meski butuh mundur terlebih dahulu beberapa langkah. Berharap setiap kepingan kejadian yang terjadi menjadikan kita sosok yang semakin kuat, tegar, ikhlas, bijaksana dalam mengarungi kehidupan selama kita berpijak ditempat yang sementara ini dan tentunya menjadi hamba yang semakin dekat bahkan semakin sangat amat dekat dengan-Nya Sang Pemilik Hati. 

Mari kita peluk erat orang-orang terkasih dan selalu doakan mereka. 

 

Rasanya untuk menutup part ini gue ingin meminjam kalimat yang setiap gue selesai membacanya setiap helaan nafas terasa berat. 

 

"Nikmati Moment Yang Dipunya, Mencintai, Memberikan Kasih Dengan Orang Yang Dicintai. Karena Kita Tahu, Waktu Amat Sangatlah Berharga".

_Bunga Citra Lestari_

 

 

 

 

 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Am I sure? No, I lie.

Hi, teman-teman semua! Semoga teman-teman selalu dalam keadaan sehat wal’afiyat Aaamiin..   Talking about how you love Nabi Muhammad SAW the most, sejenak membawa pikiran kita ke memori masa kecil atau masa-masa ABG, pernah ngga ditanya “Siapa idola favorit kamu?, siapa sih sosok yang kamu gemari? Sontak, masing-masing dari mereka menjawab nama-nama idola favorit mereka, ada yang sebut artis itu, ini dan lainnya. Terus, tiba-tiba ada yang melontarkan pertanyaan “kok kalian ngga jawab Nabi Muhammad SAW?, emang kalian ngga mengidolakan Nabi Muhammad SAW? , dengan pedenya dijawab “Iya kalau mengidolakan Nabi Muhammad SAW jangan ditanyalah, tentu kita pasti mengidolakan Beliau, itu mah jangan ditanya lagilah, itu udah suatu kepastian.   Kemudian.....  Coba kita lontarkan lagi  pertanyaan-pertanyaan tersebut kediri kita masing-masing saat ini. Apakah jawabannya akan sama persis? Ataukah akan dijawab dengan kalimat yang berbeda tapi tetap mengandung mak...

Religion Issue? Pilpres 2019?

Hi, what's up world!    Alright, what’re going on with Islam religion and Politics in Indonesia nowadays?  Entah, gue ngga tau kenapa tema yang akan gue tulis kali ini begitu amat menarik buat gue bahas, walaupun iya gue tau mungkin ini akan cukup or even too sensitive.    Sepanjang gue amati beberapa bulan terakhir ini, mengapa akhir-akhir ini orang-orang islam begitu mudahnya melontarkan kata kafir terhadap non-muslim bahkan terhadap sesama orang islam juga? do they really know kapan, ketika bagaimana dan kepada siapa seharusnya  kata demikian disebutkan? terlebih gue ngga ngerti terhadap mereka yang baru aja kemaren belajar memahami agama islam lalu dengan gampangnya melontarkan kata itu terhadap non-islam juga  sesama orang islam. Are you sure for that? para Alim Ulama yang paham agama islamnya udah  luar biasa juga ngga mau sembarangan lho melontarkan kata itu, lah mereka yang masih awam dengan beraninya melontarkan kata demikian. P...