Skip to main content

Ini Tentang Kisah Mereka

Hi, How’s life everyone?

 

Well, kali ini gue mau cerita... mmmm... sebelumnya gue minta maaf banget jika cerita di blog gue kali ini "mungkin" secara tidak sengaja ada beberapa dari teman-teman yang merasa tersinggung. Seriously disini gue ngga ada niatan sama sekali buat nyinggung-menyinggung, gue cuman pengen share aja pengalaman dari teman-teman gue yang barangkali ada hikmah yang bisa kalian petik. Dan, sepertinya ini akan jadi blog yang terpanjang. Have a nice reading!

 

Baiklah let's start from now on! 

Sekitar beberapa hari yang lalu, gue contact temen gue karena udah lama ngga chat tan lagi sama dia. Honestly, gue ngcontact dia salah satu alsannya adalah karena ingin tahu juga kebenaran dan jawaban atas pertanyaan yang dari satu minggu yang lalu terus berkeliaran di otak gue. Setelah akhirnya gue chat tan sama dia tibalah di moment mendapat jawaban yang gue tunggu-tunggu. Unexpectedly, dia bahkan mau cerita panjang lebar ke gue tentang hal yang menimpanya dibulan October ini. Gue kaget banget ketika tau dia putus sama cowoknya, yang gue pikir sebelumnya keknya mereka bentar lagi juga pasti nikah deh, udah sama-sama kerja dan usia hubungan juga sudah menginjak 3,5 tahun rasanya ngga begitu mungkin kalo mereka putus, orang mereka jarang banget berantem, bahkan gue ngga pernah liat mereka berantem. Pokoknya pasangan itu always looks happy, adem ayem. 

 

Tapi, iya namanya juga hidup, we won't even ever know what will happen next. Dia cerita satu-dua alasan kenapa mereka putus adalah karena ketika si cowok mulai “meminta ini itu”  yang membuat temen gue mulai ngerasa sangat "risih" . Dia mulai ngga nyaman ketika setiap kali ketemu harus nurutin apa yang si cowok mau, dia ngerasa bahwa dia ngga mau jadi pacar yang dengan gampangnya dijadiin "budak" buat dia yang harus selalu nurutin apa yang cowoknya mau. Dan yang lebih parahnya lagi adalah ketika dia mengajak dan meminta cowoknya yang lagi main game diajak Sholat, si cowok malah marah, si cowok ngerasa terganggu banget, Innalillahi..  itu bukan sekali dua kali mengenai sholat saja harus dijadikan bahan berantem, padahal itu kewajiban.

Dia berpendapat bahwa “Nih yah Ma, jika calon suami kita agamanya kurang dari kita, gimana jadi makmumnya kalo imamnya saja agamanya pas pasan, iya gue mikir berkali-kali banget lah mau nikah sama laki-laki yang sudah beberapa kali diajak kebaikan aja susah”, walaupun gue awalnya sangat berat untuk memutuskan hal ini, karena gue takut ngga akan nemeuin lagi cowok  kayak dia yang bisa  menerima apa adanya gue, tapi Alhamdulillahnya karena gue yakin Allah terus dan akan selalu sayang sama gue, jadi Allah akan memberikan jodoh yang terbaik buat gue, makannya saat ini gue juga sedang berusaha untuk selalu bergantung sepenuhnya sama Allah, karena bergantung sama manusia itu hanya akan terus bikin kecewa dan nyeseknya minta ampun”, dan ini bukan masalah tidak mau menerima kekurangannya, tapi jika setiap kali si cowok susah diajak menuju kebaikan, itu rasanya bukan lagi hal yang harus dipertimbangkan”.

 

Dari semua rangkaian kejadian itu, dia mencoba berusaha untuk lebih mantap dan yakin dengan meminta bimbingan-Nya  Allah untuk memutuskan hubungan itu. Walaupun pada awalanya dia sangat-sangat merasa berat untuk melakukannya, tapi untuk apa juga terus dipertahankan. Ketika saat ini temen gue ini sedang terus mencoba berikhtiar untuk lebih dekat lagi dengan Allah, dia lebih bisa memaknai, dan sadar bahwa sekarang ini dia sudah  lebih dewasa harus lebih bisa memilah memilih mana hal yang baik dan mana tidak baik untuk dia. Dia ngga mau terus-terusan seperti ini, dia sangat khawatir ketika dia terus-terusan mempertahankan hubungan itu, dosanya akan terus mengalir kepada Ibunya yang sudah meninggalkannya terlebih dahulu.

 

Terus,temen gue bilang “dengan memutuskannya hal itu, setidaknya itu bisa mengurangi dosa amal jariyah gue kelak, gue harus lebih baik lagi, gue harus banggain bapak gue, terlebih mamah gue. Gue udah ngga bisalah banggain mamah gue dengan kebahagiaan dunia, sekarang gue hanya bisa berusaha banggain mamah gue lewat doa-doa,lewat bakti gue sebagai anaknya dengan mencoba terus berusaha menjadi anak sholehah”, semoga gue bisa terus istiqomah menuju-Nya, dengan mulai menjalankan kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah-Nya dengan lebih baik lagi, jangan sampai goyah apalagi merasa lelah”. MasyaAllah...

 

Setelah gue membaca semua ceritanya, yang paling pertama bisa gue lakukan adalah tarik nafas kemudian keluarkan pelan-pelan, Subhanallah... ini cerita yang benar-benar kasih pelajaran berharga buat gue, nasihat, dan pengingat. Pemikirannya smart banget, andai semua cewek mampu berpikir sepertinya, dan mampu mempunyai pendapat sepertinya. Luarbiasanya pula dia adalah walaupun ketika teman-temannya kurang begitu setuju, sangat menyayangkan terhadap keputusannya, bahkan tantenya sendiri berpendapat bahwa sepertinya permasalahannya berasal dari dia bukan dari cowoknya, tapi karena dia yakin, dia melibatkan Allah dalam hal ini, itu ngga menggoyahkan sama sekali keyakinan dia, keputusan dia, untuk memutuskan hal itu. Sumpah, keren banget yah, ketika kita berusaha untuk lebih dekat dengan Allah, maka Allah akan sangat sangat lebih mendekat lagi kepada kita, ketika kita selalu melibatkan Allah dalam segala hal, maka segala halnya akan jauh terasa lebih yakin ,lebih baik dan terasa lebih nikmat apapun kehendak dari-Nya, dan ini adalah satu buktinya.

 

Saat, gue menyimak kalimat-demi kalimat dari temen gue ini, tetiba gue teringat sama kejadian dua temen gue lainnya yang ceritanya... ya ngga jauh beda, masih tentang problematika bout Him. Bahkan menurut gue kejadian yang dialami kedua temen gue ini tak kalah luar biasa bikin emosi, kesel sama sikap cowok-cowoknya. Singkatnya cerita dari temen gue yang kedua ini adalah yang gue pahami dia mengalami tekanan yang luar biasa dari ex cowoknya. Cowok tersebut amat gampang sekali mengeluarkan kata-kata yang sangat ngga pantas sama sekali untuk dilontarkan. Parahnya, terkadang atau bahkan seringnya masalah sepele saja selalu dibesar-besarkan  “terkesan”  dipaksakan untuk bahan agar menjelma menjadi permasalahan yang besar, salah satu dari begitu banyak perlakuan si cowok yang sampai bikin gue ngga habis pikir adalah, hanya gara-gara temen gue membalas chat dari juniornya dikampus secara beruntun dan itupun hanya sekedar membahas tugas, si cowok marah dengan alsan yang sangat amat kenak-kanakan banget. Saat kejadian itu posisi mereka sedang berada di Commuter line, mengantar pulang si cewek.

 

Setibanya di stasiun yang mereka tuju, si cowok kembali melanjutkan permasalahan, doi mulai mengeluarkan kata, kalimat yang sungguh ngga senonoh banget! di tempat umum seperti itu doi berani memperlakukan seorang cewek seperti itu. Gue udah ngga ngerti lagi banget sama cowok kek begitu, na’udzubillah... doi ninggalin si cwek sendirian distasiun begitu saja, tanpa ada rasa tanggung jawab sama sekali untuk mengantarkan ceweknya pulang, padahal itu sudah larut banget sekitar pukul 22:sekian dari stasiun menuju rumahnya membutuhkan waktu sekitar satu jam, susah angkutan umum. Meminta ayahnya untuk menjemputnya itu ngga mungkin, apalagi dalam keadaann temen gue pada saat itu. Yang gue ngga ngerti sama cowok kek begitu adalah dimana hati nurani dia minimal sebagai makhluk hidup? Walaupun doi lagi kesal sama dia sebagai “pacarnya” ya berusaha untuk melindungi dan perdulilah terhadap cewek sebagimana mestinya cewek harus di perlakukan dengan baik, jika berat bertanggung jawab terhadap ceweknya sebagai setatus pacarnya, ya bertanggung jawablah atas anak dari orang tua ceweknya. Setelah kejadian itu, Alhamdulillah... si cewek mulai berani tegas dan memutuskan hubungan dengannya, dia ngerasa bahwa dia ngga bisa terus diperlakukan seperti itu, cewek harus punya power yang lebih ketika diperlakukan seperti itu, supaya si cowok nyadar kalo dia sebagai cowok ngga punya hak sama sekali memperlakukan cewek seperti itu dan dengan harapan apa yang dilakukan dia bisa membuat si cowok sadar dan tidak melakukannya lagi ke cewek lain, cukup berhenti di dia saja. Mantep Nian!

 

Kemudian gue teringat juga kejadian maha mengesalkan yang dialami temen gue. Gimana rasanya ketika lu tiba-tiba dibilang “Plakor, Murahan dan kata-kata yang ngga senonoh lainnya oleh sesama cewek tanpa cross-check terlebih dahulu bagaimana hal tersebut terjadi? Merasa sakit hakit hati dan kesal luar biasa itu sudah pasti. Yah, kejadian amat menyakitkan itu dialami oleh temen gue. Temen gue felt really, really shocked mendapati semua itu terjadi terhadapnya. Gimana bisa semua itu terjadi ke dia? itu sangat bukan apa yang sebenarnya terjadi.Dia cerita ke gue, bahwa teman (cowok) SMP nya lah yang memulai semua ini terlebih dahulu,cowoknya lah yang menghubungi dia terlebih dahulu dengan sikap dan bahasa yang  baik, terlihat memang benar-benar ingin mempunyai maksud yang baik, dan yang kemudian berlanjut melahirkan benih-benih bahwa si cowok ingin mempunyai suatu “hubungan” dengan temen gue ini. Tiba-tiba, ada cewek melontarkan kata-kata yang tidak amat sangat pantas itu di group whatsapp “Alumni SMP” dengan menggunakan no cowok tersebut. Setelah semua perdebatan itu terjadi di group whatsapp itu, si cowok dengan tanpa malunya bilang bahwa temen gue lah yang menghubungi dia terlebih dahulu, gelo bener emang si eta lalaki! Karena semua ini harus diselesaikan secepatnya, tibalah dimana moment semuanya dipertemukan, temen gue, si cowok, ceweknya dan gue ikut nemenin.

 

Dalam percekcokan yang terjadi malam itu, dengan watadosnya si cowok mengakatan “Iyah, gue minta maaf ,jujur yang gue lakukan itu adalah hanya sekedar pelampiasan saja, karena waktu itu gue lagi ada masalah dengan "cewek gue”?. Sumpah, rasanya waktu malam itu gue pengen nampar itu cowok, tapi ngga gue lakuin, gue ngga mau ngotorin tangan gue buat cowok kek begitu. Dan, walaupun history chat di hp si cowok udah dihapus, untungnya semua history chat di hp temen gue dengan si cowok belum sama sekali ada yang dihapus, jadi temen gue bisa jelasin semuanya tanpa ada yang tersisa sama sekali dan ngebuktiin ke ceweknya bahwa siapa yang sebenarnya menghubungi terlebih dahulu, siapa yang berharap, dan siapa yang memulai ingin mempunyai hubungan terlebih dahulu. Si cewek kaget, wajahnya memerah ngerasa malu banget, dan si cowok cuman bisa nunduk. Saat itu gue bener-bener ngerasa kesal luar biasa, ikut ngerasa sakit hati, gue bilang ” Eh lu cowok ngga genteel amat, kalo lu emang benar-benar ngerasa salah dan ada niat untuk meminta maaf harusnya lu jangan nunduk terus dong, kek anak kecil aja lu, lu mikir ngga sih kalau yang dilakukan sama lu ke temen gue, itu terjadi juga ke kakak atau adek cewek lu?  Gimana perasaan lu? Kalo lu dewasa harusnya lu bisa mikir kesana! Lu ngga bisa dong seenaknya ngelakuin hal ini ke cewek! cewek bukan barang yang seenaknya lu bisa jadiin pelampiasan! Dan lu sebagai cewek, harusnya lu lebih tahu perasaan sesama cewek ngga semestinya lu ngelontarin kata-kata ngga senonoh itu di group whatsapp “Alumni SMP” kalo lu ngerasa dewasa, harusnya lu minta penjelasan langsung ketemen gue bukan kek begitu caranya, lu udah ngerusak banget nama baik temen gue. Dan kalian yang “barangkali” ngerasa udah sama-sama dewasa, semestinya kalau ada permasalahan dalam hubungan lu berdua, harusnya lu berdua bisa mengatasinya, tanpa lu sebagi cowok malah lari dari masalah lu dan jadiin temen gue sebagi pelampiasan! Lu jadi cowok benar-benar gila banget yah, ngga punya hati nurani! ngga habis pikir gue ada cowok kek lu.Pokonya, lu berdua harus ngembaliin nama baik temen gue dan jelasin semuanya di group whatsapp tersebut! Lu yang udah memulai ini duluan dan lu harus bertanggung jawab. Gimana lu mo jadi calon imam dari ceweklu  “yang katanya sebentar lagi mo tunangan” kalo dalam permasalahan yang lu buat ini saja lu ngga mau tanggung jawab”. Sekarang juga lu  berdua minta maaf yang bener ke temen gue". Jangan bisanya cuman nunduk aja lu!, sumpah yah lu berdua bener-bener keterlaluan banget!.

 

Gue tau, bagaimana suasana hati  temen gue pada saat itu, marah, kesal campur aduk. Kalau dia emang pengen nangis pasti sudah dia lakukan,tapi luarbiasa kuatnya dan sabarnya dia, dia berusaha untuk menahannya  saat pertemuan malam itu, karena baginya dia ngga mau mengeluarkan sama sekali air mata untuk orang-orang kek mereka dan di depan mereka berdua. Emezinggg sekali dia,  rasanya gue ngga akan bisa sekuat dan setegar dia. Menurutnya cukuplah dia mengadu sama Allah, memohon dan meminta kepada-Nya untuk diberikan kekuatan, dan mampu mengobati luka itu, menjadi orang yang lebih ikhlas dan menjadikan dia hamba yang selalu pandai bersyukur serta pandai mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya.

 

Lalu, gue sma temen gue langsung pulang. Akan menjadi pertemuaan yang alot banget kalo terus-terusan diladenin. Yang terpenting semuanya sudah jelas, mereka  akan bertanggung jawab dan sudah ada permintaan maaf, walaupun menurut gue minta maaf saja rasanya tak akan lekas bisa menyembuhkan rasa sakit hatinya temen gue.

 

Dari tiga cerita yang gue ceritain, itu tidak sama sekali ada niat untuk menggiring opini tidak baik khususnya dari temen-temen cewek ke cowok. Gue yakin, masih ada banyak atau mungkin bahkan beribu cowok yang baik di planet bumi ini, yang bisa menghormati, menghargai, mengayomi, dan mempunyai sikap baik lainnya  terhadap cewek. Ngga ada sama sekali tujuan untuk mendiskriminasi secara sepihak terhadap cowok, atau menggiring polarisasi akan pandangan terhadap cowok menjadi ngga baik,  ngga sama sekali, karena kebetulan yang ceritanya adalah teman-teman cewek gue otomatis cerita yang lahirnyapun adalah tentang cowok. Mungkin kalo yang ceritanya adalah teman cowok maka yang diceritakannya juga "mungkin" sebaliknya. Tujuan gue menceritakan semua cerita ini adalah semata-mata hanya ingin share ke teman-teman, yang barangkali bisa dijadikan pelajaran untuk kehidupan kita masing-masing. Dan, gue pikir ngga perlu menyimpulkan semua deretan cerita diatas, karena setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, jadi gue yakin teman-teman bisa menyimpulkannya masing-masing. 

 

Thanks a lot udah mau baca blog gue. :D

 

Note : Semua cerita diatas sudah mendapat izin dari masing-masing yang mempunyai cerita ya

 

 

Comments

  1. Semoga siapapun yang emang punya niatan serius, segera dihalalkan. Mungkin masalah masalah itu semua terjadi karena adanya jangka perkenalan yang cukup memakan waktu. Timbullah godaan setan terkutuk haha

    ReplyDelete
  2. Cerita yg menarik sekali untuk dibaca, karna di angkat dari kisah nyata dan kita sbg pembaca merasa ini menjadi sebuat pelajaran untuk kedepannya. Well thanx u for the writer 👏💛

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anytime. Thank you so much sdah menyempatkan brknjung ke blog gue, It's such an honor.

      Delete
  3. Nice story from real life. Inti yg di dapat dari tulisan kaka, segala sesuatu apapun itu jika kita melibatkan allah, allah akan meyakinkan hati kita, mantepin hati kita, mempermudah segala urusan kita. Terlbih masalah hati. Yg sering gonjang ganjing akan perasaan dlm hbungan yg blm sah. Libatkan allah, putuskan, jangan sesali jika dia baik buatmu, allah kan pertemukan kembali. Thanks writer 💕

    ReplyDelete
    Replies
    1. whoahhhh its such a pretty comment. Semoga yang kali ini terakhir ya rin, dan tentunya semoga kali ini yang Allah takdirkan untukmu. Aamiin :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

K E H I L A N G A N

Gue tau, ketika membaca judulnya saja  orang pasti sudah tau akan berbicara tentang apakah part bagian ini.  Kehilangan. Membaca katanya saja sudah mulai sedikit melibatkan hati yang sedikit terasa sesak bukan? jangan bohong. setidaknya jujurlah saja pada dirimu sendiri. Kita semua tahu sedari awal 2020  dibuat terkaget-kaget dengan setiap kepingan-kepingan kejadian. Menyesakkan sekali memang, buatku. Kadang, rasanya terasa sesak sekali. Jiwa terasa diguncang. Gue kira, potongan kepingan itu tidak terjadi di ranah kehidupan gue. Karena gue ngga bisa membayangkan, bahkan terbesit sedikitpun, tidak. Melihat saja mereka yang kehilangan cinta sejatinya, kehilangan super heronya, kehilangan kartini tercintanya, kehilangan beloved child or even children, kehilangan orang-orang terkasihnya,  terasa dihujam beberapa anak panah. Tidak melihat, hanya mendengar perginya beberapa jiwa saudara-saudara di sekeliling saja,  sempurna menciptakan tatapan kosong seketika. Mem...

Am I sure? No, I lie.

Hi, teman-teman semua! Semoga teman-teman selalu dalam keadaan sehat wal’afiyat Aaamiin..   Talking about how you love Nabi Muhammad SAW the most, sejenak membawa pikiran kita ke memori masa kecil atau masa-masa ABG, pernah ngga ditanya “Siapa idola favorit kamu?, siapa sih sosok yang kamu gemari? Sontak, masing-masing dari mereka menjawab nama-nama idola favorit mereka, ada yang sebut artis itu, ini dan lainnya. Terus, tiba-tiba ada yang melontarkan pertanyaan “kok kalian ngga jawab Nabi Muhammad SAW?, emang kalian ngga mengidolakan Nabi Muhammad SAW? , dengan pedenya dijawab “Iya kalau mengidolakan Nabi Muhammad SAW jangan ditanyalah, tentu kita pasti mengidolakan Beliau, itu mah jangan ditanya lagilah, itu udah suatu kepastian.   Kemudian.....  Coba kita lontarkan lagi  pertanyaan-pertanyaan tersebut kediri kita masing-masing saat ini. Apakah jawabannya akan sama persis? Ataukah akan dijawab dengan kalimat yang berbeda tapi tetap mengandung mak...

Religion Issue? Pilpres 2019?

Hi, what's up world!    Alright, what’re going on with Islam religion and Politics in Indonesia nowadays?  Entah, gue ngga tau kenapa tema yang akan gue tulis kali ini begitu amat menarik buat gue bahas, walaupun iya gue tau mungkin ini akan cukup or even too sensitive.    Sepanjang gue amati beberapa bulan terakhir ini, mengapa akhir-akhir ini orang-orang islam begitu mudahnya melontarkan kata kafir terhadap non-muslim bahkan terhadap sesama orang islam juga? do they really know kapan, ketika bagaimana dan kepada siapa seharusnya  kata demikian disebutkan? terlebih gue ngga ngerti terhadap mereka yang baru aja kemaren belajar memahami agama islam lalu dengan gampangnya melontarkan kata itu terhadap non-islam juga  sesama orang islam. Are you sure for that? para Alim Ulama yang paham agama islamnya udah  luar biasa juga ngga mau sembarangan lho melontarkan kata itu, lah mereka yang masih awam dengan beraninya melontarkan kata demikian. P...